DEMK

BANDUNG, multikampus.itb.ac.id – Institut Teknologi Bandung (ITB) resmi menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan PT Multipolar Technology Tbk (MLPT) pada Selasa (21/10/2025) di Ruang Rapim A, Gedung Rektorat ITB, Jalan Tamansari, Bandung. Kesepakatan ini menjadi langkah penting dalam memperkuat sinergi antara dunia akademik dan industri, khususnya di bidang pengembangan riset dan inovasi berbasis teknologi informasi dan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI).

Penandatanganan dilakukan oleh Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi ITB, Prof. Ir. Lavi Rizki Zuhal, Ph.D., dan Presiden Direktur PT Multipolar Technology Tbk, Harianto Gunawan, disaksikan oleh Rektor ITB, Prof. Dr. Ir. Tatacipta Dirgantara, M.T., serta Komisaris PT Multipolar Technology Tbk, Jeffrey Wonsono.

Dalam sambutannya, Prof. Lavi menyampaikan apresiasi kepada PT Multipolar Technology atas terjalinnya kerja sama tersebut. Ia menyebut bahwa kolaborasi ini menjadi bagian penting dari visi ITB untuk menjadi universitas generasi keempat.

“Ini momen penting bagi kami, karena Pak Rektor sudah mencanangkan ITB menjadi universitas generasi keempat. Artinya, kami harus menghasilkan karya dan inovasi yang unggul serta berdampak bagi masyarakat. Untuk itu, hilirisasi karya memerlukan kolaborasi erat dengan industri, terlebih di bidang teknologi,” ujarnya.

Rektor ITB, Prof. Tatacipta Dirgantara, menambahkan bahwa kerja sama dengan industri memiliki nilai strategis bagi perguruan tinggi. Ia menilai, pengalaman praktis dari dunia industri dapat memperkaya wawasan para dosen dan mahasiswa. “Kalau kita tidak bekerja sama dengan industri, kita hanya memindahkan buku teks ke bahan ajar. Interaksi dengan dunia industri akan menambah kekayaan intelektual bagi dosen yang kemudian ditransfer kepada mahasiswa,” tuturnya.

Menurutnya, kemajuan suatu negara dapat dilihat dari seberapa banyak mahasiswa pascasarjana yang terlibat dalam pemecahan masalah industri yang bersifat maju. Ia berharap, kerja sama ini dapat melahirkan karya unggul dan solusi teknologi jangka panjang yang berdampak luas.

Sementara itu, Presiden Direktur PT Multipolar Technology Tbk, Harianto Gunawan, menyampaikan bahwa pihaknya merasa terhormat dapat berkolaborasi dengan ITB. Ia menjelaskan bahwa Multipolar Technology selama ini berfokus pada pengembangan teknologi, mulai dari hybrid cloud, keamanan siber, hingga kecerdasan buatan.

“Kami ingin membangun kerja sama yang memberikan manfaat tidak hanya di tingkat nasional, tetapi juga global. Kami berkomitmen mengembangkan AI dengan standar global dan mendukung pengembangan talenta digital melalui beasiswa dan program pembinaan,” ujarnya.

Beliau menyampaikan, kompetisi global menuntut Indonesia untuk bergerak cepat dalam mengembangkan ekosistem teknologi yang berdaya saing tinggi.

Di sisi lain, Komisaris PT Multipolar Tbk, Jeffrey Wonsono, menambahkan bahwa Indonesia perlu mempercepat adopsi teknologi untuk mendukung pembangunan nasional. “Kalau Indonesia ingin maju, satu-satunya jalan adalah lewat teknologi. Melalui kerja sama dengan ITB, kami berharap dapat berkontribusi pada pengembangan riset dan teknologi untuk masa depan yang lebih baik,” katanya.

Kolaborasi antara kedua pihak ini meliputi bidang pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, serta pengembangan kompetensi sumber daya manusia. Salah satu agenda utama dari kerja sama ini adalah pembangunan Applied AI & Data Science Lab, yang akan menjadi pusat co-creation, inovasi, dan pengujian solusi AI praktis. Laboratorium ini diharapkan dapat menghasilkan inovasi yang dapat diterapkan di berbagai sektor, seperti kesehatan, properti, ritel, perbankan, dan pendidikan.

Melalui kolaborasi strategis ini, ITB dan Multipolar Technology berharap dapat menjadi katalis nasional dalam adopsi AI sekaligus mempercepat transformasi digital di Indonesia.

“Semoga kerja sama ini dapat menghasilkan sesuatu yang excellent dan memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan bangsa,” pungkas Rektor ITB.