
YOGYAKARTA, itb.ac.id – Soynice Team, yang beranggotakan tiga mahasiswa penerima beasiswa Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K) Institut Teknologi Bandung (ITB), meraih Juara 3 Lomba Karya Tulis Ilmiah (KTI) Nasional Writing Contest Fomuny UNY 2025. Penghargaan diberikan pada awarding di Universitas Negeri Yogyakarta, Minggu (7/9/2025).
Tim, yang terdiri atas Nudi Nurjidan, Nursanah, dan Anisa Dyah Pangesti, mengikuti lomba bertema “Peran Mahasiswa KIP-K dalam Memanfaatkan Sumber Daya Alam untuk Mewujudkan Ketahanan Pangan”. Kompetisi yang diselenggarakan sejak 30 Juni hingga 7 September 2025 tersebut menjadi ajang khusus mahasiswa KIP-K untuk menuangkan ide-ide inovatif terkait isu ketahanan pangan nasional.
Gagasan untuk Swasembada Kedelai
Soynice Team mengajukan karya tulis berjudul “Reduksi Ketergantungan Impor Kedelai Melalui Inovasi Pertanian Berkelanjutan dan Optimalisasi Produktivitas Varietas Kedelai Lokal.” Menurut Nursanah, fokus pada kedelai lokal dipilih karena memiliki potensi bersaing dengan kedelai impor. “Tahu dan tempe adalah makanan sehari-hari masyarakat. Daripada mengandalkan impor, mengapa tidak mengembangkan varietas kedelai lokal menuju swasembada?” ujarnya.
Nudi Nurjidan, ketua tim, menambahkan, “Tahu dan tempe adalah sumber protein murah. Kemandirian pangan melalui kedelai lokal menjadi sangat penting untuk menjaga stabilitas harga dan ketersediaan.”
Karya mereka menekankan pemanfaatan varietas kedelai unggul seperti Grobogan, Anjasmoro, dan Agromulyo yang diintegrasikan melalui konsep Integrated Farming System (IFS) dan teknik intercropping dengan komoditas bernilai ekonomi tinggi seperti jagung. Pendekatan ini dinilai aplikatif, relevan, dan potensial meningkatkan produktivitas.
Tantangan dan Proses Penyusunan
Dalam penyusunannya, tim mengangkat data Badan Pusat Statistik (BPS) dan meninjau perkembangan program swasembada kedelai sejak tahun 2000. Nudi mengatakan, proses penulisan sempat menghadapi kendala karena dirinya mengikuti KKN di daerah dengan keterbatasan sinyal. “Untungnya, progres sudah mencapai 80% sehingga anggota tim lain bisa melanjutkan,” ujarnya.
Meski begitu, antusiasme mereka tetap tinggi. “Lomba ini adalah lomba pertama yang saya ikuti. Temanya sangat sesuai dengan bidang ilmu saya. Sebagai penerima KIP-K, saya dapat membuktikan bahwa siapapun bisa memberi kontribusi nyata untuk ketahanan pangan,” kata Nudi.
Rencana
Bagi tim, kompetisi ini memberikan pengalaman berharga sekaligus motivasi untuk melanjutkan riset. “Kompetisi ini unik karena pesertanya sama-sama mahasiswa KIP-K. Ini bukti nyata peran mahasiswa dalam memberi solusi melalui karya tulis ilmiah,” kata Nudi.
Setelah kemenangan ini, Soynice Team berencana memperdalam penelitian mereka dan mendorong penerapan ide di tingkat petani. “Studi potensi varietas lokal dapat diterapkan dari skala kecil hingga besar. Dengan pengetahuan yang tepat, kita bisa membantu mewujudkan swasembada kedelai,” ujarnya.
Kontribusi Generasi Muda
Prestasi ini menunjukkan bahwa mahasiswa KIP-K ITB mampu menghasilkan gagasan inovatif untuk menjawab tantangan pangan Indonesia. Melalui pengembangan kedelai lokal dan penerapan pertanian berkelanjutan, Soynice Team membuktikan bahwa kontribusi nyata dapat lahir dari semangat dan kreativitas generasi muda.