DEMK

SUMEDANG, itb.ac.id. – Tim Pengabdian kepada Masyarakat dari Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) ITB menyelenggarakan pelatihan hidroponik di Desa Sukagalih, Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang. Dipimpin oleh Dr. Alfi Rumidatul, S.Hut., M.Si., kegiatan ini bertujuan memanfaatkan lahan sempit dan meningkatkan pendapatan rumah tangga melalui sistem hidroponik.

Program yang berlangsung selama tiga hari, mulai 21 hingga 23 Agustus, ini disambut antusias oleh 20 ibu-ibu yang tergabung dalam Kelompok Wanita Tani (KWT) setempat. Latar belakang kegiatan ini adalah semakin terbatasnya lahan di perdesaan sehingga hidroponik hadir sebagai solusi inovatif untuk memenuhi kebutuhan pangan dan membuka peluang usaha baru.

Tim PPM SITH ITB, yang terdiri atas Dr. Alfi Rumidatul, S.Hut., M.Si. sebagai ketua serta Ir. Yeyet Setiawati, M.P. dan Dr. Anne Hadiyane, S.Hut., M.Si. sebagai anggota menjelaskan berbagai keunggulan hidroponik.

Dr. Alfi mengatakan, “Praktik hidroponik tidak memerlukan lahan yang luas sehingga lebih hemat tempat. Selain itu, tanaman dapat tumbuh lebih cepat karena penggunaan air dan nutrisi yang lebih efisien.”

Beliau menambahkan bahwa sistem ini efektif melindungi tanaman dari hama dan penyakit, menghasilkan tanaman yang lebih sehat dan berkualitas.

Pelatihan dimulai pada akhir Juli dengan survei lapangan dan koordinasi bersama perangkat desa serta KWT. Pemasangan instalasi hidroponik dilakukan pada 21 Agustus, dilanjutkan dengan pelatihan teknik bercocok tanam hidroponik, perawatan tanaman, hingga pemanfaatan hasil panen pada 22 Agustus. Jenis tanaman yang dipilih untuk dibudidayakan adalah selada, pakcoy, dan kangkung, yang dikenal mudah tumbuh dan memiliki nilai ekonomis.

Antusiasme peserta terlihat tinggi sepanjang pelatihan. Kepala Desa Sukagalih Onih Noer Rosidah, mengapresiasi kegiatan tersebut.

“Kami sangat berterima kasih kepada SITH ITB yang telah hadir dan berbagi ilmu kepada masyarakat kami. Program hidroponik ini sangat bermanfaat, terutama bagi ibu-ibu KWT yang ingin memanfaatkan lahan terbatas di sekitar rumah. Harapan kami, ilmu yang diberikan dapat diterapkan secara berkelanjutan sehingga memberi nilai tambah ekonomi dan meningkatkan ketahanan pangan di Desa Sukagalih,” ujarnya.

Program pengabdian ini ditutup pada 23 Agustus 2025 dengan penyerahan instalasi hidroponik secara simbolis kepada perwakilan KWT. Penutupan ini menandai awal dari keberlanjutan program. SITH ITB akan terus berkoordinasi dengan pihak desa untuk memantau perkembangan tanaman hidroponik. Harapannya, kegiatan ini menjadi pemicu bagi pengembangan desa berbasis inovasi pertanian yang ramah lingkungan dan produktif.